Makalah; Penanggulangan Resiko


I. PENDAHULUAN
Resiko   dikaitkan   dengan   kemungkinan   kejadian   atau   keadaan   yang   dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi. Risiko usaha merupakan fluktuasi yang terjadi karena adanya ketidakpastian. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko usaha. .   Sesuatu yang tidak pasti (uncertain)  dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.   kemungkinan   menguntungkan   dikenal   dengan   istilah   peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).
Salah satu cara yang banyak dipakai untuk mengurangi risiko ialah asuransi. Saat perusahaan membeli asuransi, risiko usaha dipindahkan ke perusahaan asuransi dengan membayar premi. Asuransi memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Tetapi didalam mengelola usaha kita juga harus memikirkan risiko yang harus dihadapi walau pun ada beberapa kelemahan asuransi yang harus dipertimbangkan.  Oleh karena itu kita juga harus memiliki asuransi untuk usaha kita. Sebagai Wirausahawan yang baik sebelum berwirausaha harus memikirkan risiko yang dihadapi dan tentunya memikirkan cara untuk menanggulangi resiko tersebut.
Di zaman sekarang sudah banyak orang yang mengerti akan dampak dari resiko usaha dan mereka membuat strategi agar resiko yang dihadapi nanti tidak membuat kerugian yang sangat besar. Sebagai Wirausahawan yang baik sebelum berwirausaha harus memikirkan resiko yang dihadapi dan tentunya memikirkan cara untuk menanggulangi resiko tersebut.





II. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih cara penanganan resiko
1. Kemampuan perusahaan tersebut dalam menghadapi resiko
2. Persediaan dana perusahaan tersebut untuk mengatasi resiko-resiko yang terjadi sebelum mengambil keputusan memilih cara atau metode penanggulangan resiko yang akan dipilih
3. Menganalisis tingkat resiko yang sedang dihadapi agar dapat megetahui cara yang tepat untuk menanganiny.
4. Cara yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kompleksitas
5. Fasilitas serta jenis bahaya yang ada dalam operasi resiko
6. Cara tersebut dirasa dapat membantu mengatasi penanggulangan resiko
7. Teknik tersebut dapat membantu membedakan tingkat bahaya resiko secara
jelas sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas langkah penanggulangan resiko
8. Penerapannya atas metode atau cara penangulangan yang dipilih secara terstruktur dan konsisten sehingga resiko dapat ditangani dengan baik.
9. Tingkat ukuran kompleksitas resiko yang dihadapi
10. Keuntungan dan kerugian dari pemilihan cara penanggulangan resiko tersebut
11. Meganalisis dan mengidentifikasi resiko yang sedang dihadapi dengan cara penanggulangan resiko secara tepat dan benar
12. Harus korelasi dan konsekuensi antar resiko dengan cara penangulangannya, sehingga dapat diketahui risiko-risiko yang terkandung di dalamnya dan memilih cara penaggulamgan yang benar dan tepat.






III. PENANGGULANGAN RESIKO
A. MEMINILMALKAN RESIKO
Banyak orang berpendapat, bahwa salah satu ciri entrepreneur yaitu berani mengambil resiko. Resiko keluar dari zona kenyamanan yang didapat selama ini, dan masuk ke dalam zona baru yang penuh dengan ketidakpastian. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang berani mengambil resiko saja. Tapi mereka juga harus bisa mengelola segala resiko menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan.
Untuk memulai usaha memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan  strategi bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba belum pasti ini. Semua peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang beresiko besar adapula yang resikonya hanya kecil, namun bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi dan diminimalisir. Bagaimana cara mengatasi resiko bisnis? Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi resiko.
Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya.
Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan.
Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas.
Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas  untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik.
Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.
Dari informasi diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa semua resiko bisnis bisa diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreatifitas Anda. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan Anda dalam menjalankan usaha. Agar segala resiko yang muncul ditengah perjalanan, tidak sampai merugikan bisnis Anda. Sekian informasi dari kami, semoga informasi ini bisa memotivasi Anda agar tidak takut lagi dengan resiko menjalankan usaha. Salam sukses.
B. MEMISAHKAN EXPOSURE
Penanganan risiko sangat diperlukan di semua perusahaan dan bidang lainnya. Penindakan penanganan risiko yang kemungkinan terjadi dengan cara :
a. Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi risiko.
b. Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan.
c. Perlindungan terhadap orang.
Yang dimaksud dengan pemisahan risiko disini adalah menyebarkan harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi memperbaiki kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan dengan menempatkan dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Tujuannya untuk mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa. Dengan menambah benyaknya independent exposure unit maka probabilitas kerugian kerugian diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan perudahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

C. MEMINDAHKAN/MENGALIHKAN RESIKO
Kita semua familiar dengan konsep asuransi dari kehidupan sehari - hari, dan hal yang sama berlaku dalam bisnis. Sebuah kontrak asuransi pada dasarnya merupakan transfer risiko dari satu pihak ke pihak lainnya, dengan imbalan bayaran.
Contohnya ketika anda memiliki sebuah rumah, ada risiko besar akan kebakaran, pencurian atau kerusakan lainnya. Jadi anda membayar sebuah polis asuransi rumah, dan memindahkan risiko tersebut ke perusahaan asuransi. Jika sesuatu terjadi, perusahaan asuransi yang akan menanggung kerugiannya, dan sebagai imbalan untuk jaminan tersebut, anda membayar premi.
Ketika anda memiliki sebuah bisnis, anda memiliki pilihan untuk memindahkan banyak risiko anda ke perusahaan asuransi. Anda dapat mengasuransikan properti dan kendaraan anda, juga mengambil berbagai jenis asuransi liabilitas untuk melindungi anda dari tuntutan hukum. Kita akan membahas lebih detil tentang asuransi pada tutorial selanjutnya dalam seri ini, namun ini adalah pilihan yang bagus dalam menangani risiko yang memiliki dampak yang besar, sepanjang anda dapat menemukan polis yang terjangkau.
D. MENGUMPULKAN RESIKO
Mengumpulkan atau Pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, jadi risiko dapat dikurangi.

Salah satu cara perusahaan mengumpulkan risiko adalah dengan perkembangan internal.
Misalnya, perusahaan transportasi umum memperbanyak jumlah Bisnya Sehingga probabilitas kecelakaan dapat di kurangi.
satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ;
perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.
E. MERETENSI RESIKO 
Retensi risiko adalah perkiran secara internal , baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan.
Jenis-jenis retensi resiko;
1. Retensi resiko terencana (planed)
Adalah asumsi yang secara sadar dan sengaja dilakukan oleh kontraktor mengenali atau mengidentifikasi risiko.
2. Retensi risiko yang tidak terencana (unplaned)
Tejadi ketika kontraktor tidak mengenali atau mengidentifikasi keberadaan dari suatu resiko dan secara tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
Alasan Melakukan Retensi Risiko
1. Merupakan keharusan, karena tidak ada alternatif lain.
2. Berdasarkan pertimbangan biaya.
3. Bila perkiraan expected loss dari manajer risiko lebih rendah dari pada perkiraan perusahaan asuransi.
4. Berdasarkan prinsip opportunity cost.
5. Kualitas pelayanan  dari penanggung dianggap kurang memuaskan, dibandingkan dengan risiko tersebut ditangani sendiri.
Hal-hal yang mendorong penggunaan retensi
1. Jika biayanya lebih rendah dibandingkan dengan yang akan dibebankan perusahaan asuransi.
2. Jika expected loss-nya lebih rendah dari pada yang diperkirakan perusahaan asuransi.
3. Jika unit yang menghadapi risiko yang sama banyak jumlahnya, sehingga risikonya lebih rendah dan probabilitasnya dapat diperhitungkan lebih akurat.
4. Tujuan manajemen risiko menerima variasi yang besar dalam kerugiaan tahunan.
5. Jika pembiayaan untuk memindahkan kerugian membengkak selama jangka waktu yang cukup panjang , sehingga menghasikan oppurtunity cost yang lebih rendah.
6. Adanya peluang yang kuat untuk melakukan investasi, sehingga memperbesar oppurtunity cost.
7. Keuntungan pelayanan internal (noninsurer serving).
Kelemahan menggunakan retensi
1. Sering biaya yang dikeluarkan dengan meretensi lebih besar dari pada biaya yang dibebankan oleh pihak asuransi.
2. Expected losses lebih dari pada yang diperkirakan oleh perusahaan asuransi.
3. Exposure unitnya sedikit, yang berarti bahwa risikonya tinggi, sehingga perusahaan yang bersangkutan tidak sanggup meramalkan besarnya kerugian secara memuaskan.
4. Ketidakmampuan keuangan persahaan untuk menopang maximum probable losses dalam jangka pendek.
5. Tujuan manajemen risiko ditekankan pada ketenangan pikiran dari variasi laba tahunan yang kecil (relatif stabil).
6. Jumlah kerugian dan biaya membengkak selama jangka waktu pendek, sehingga mengurangi oppurtunity cost.
7. Peluang investasi yang terbatas dengan tingkat pengambilan (return) yang rendah.
8. Peraturan perpajaka yang lebih menguntungkn bila risiko diasuransikan (biaya pemindahan temasuk biaya).
























IV. MEMINDAHKAN RESIKO KEPADA PIHAK LAIN
Kepada pihak mana saja perusahaan dapat memindahkan risiko yang dihadapinya ?
1. Kepada perusahaan Asuransi (insurance transfer)
Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi  yaitu dengan cara mengadakan perjanjian pertanggungan antara pihak asuransi (penanggung) dengan pihak tertanggung, yang isinya penanggung menjamin kepada pihak tertanggung, bahwa tertanggung akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan sebagai akibat suatu peristiwa tak tertentu yang mungkin terjadi dan menimpanya, dan sebagai gantinya pihak tertanggung diwajibkan untuk membayar sejumlah uang yang disebut premi.

2. Kepada perusahaan Non Asuransi (noninsurance transfer)
Pemindahan risiko kepada pihak non asuransi dilakukan melalui kontrak-kontrak bisnis biasa atau melalui kontrak khusus untuk pemindahan risiko, isi kontrak berisi pemindahan tanggungjawab atas kerugian terhadap harta kekayaan, net income, personil dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga.

Ada keterbatasan dari Noninsurance transfer, yaitu :
Kontrak dimungkinkan hanya memindahkan sebagian dari risiko yang seharusnya dipindahkan ke pihak lain.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum, sehingga kadang sukar dipahami oleh orang awam, sehingga kadang menimbulkan salah pengertian.
Kontrak bisa dibatalkan oleh pengadilan bila isinya bertentangan dengan undang-undang, peraturan pemerintah, kebijakan pemerintah atau dianggap tidak wajar bagi tertanggung.


V. KESIMPULAN
Setiap usaha yang akan dibuat pasti akan ada resiko usaha yang dihadapi, semua itu akan terkendali jika seorang wirausahawan dapat memahami bagaimana caranya menanggulangi resiko tersebut. Langakah dasar untuk mengelola resiko usaha adalah :
Identifikasi (buat daftar) setiap risiko yang bisa terjadi.
Lakukan analisis dan rangking atau urutkan sesuai dengan besarnya dampak kerugian yang akan ditimbulkannya.
Tentukan uapaya-upaya untuk mengatasinya sesuai dengan urutan yang ada.
Lakukan upaya tersebut sesuai pilihan scenario yang telah dibuat.
Lakukan evaluasi.

Postingan terkait: